Hadir di HUT ke-12 RakyatSulselco Kajati Sulsel Didik Farkhan Kenang Lika-liku Jadi Wartawan
KEJATI SULSEL, Makassar – Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan (Kajati Sulsel), Dr. Didik Farkhan Alisyahdi, menghadiri langsung puncak perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-12 Rakyatsulsel.co yang digelar di Kantor Harian Rakyat Sulsel, Jalan Sultan Alauddin, Kota Makassar, Senin (22/12/2025).
Kehadiran Kajati Sulsel didampingi Kasi Penkum Kejati Sulsel, Soetarmi, disambut hangat oleh Direktur Utama Harian Rakyat Sulsel Imran Umar, Direktur Daswar M. Rewo, Komisaris Yasnidar Yasir, serta Sekretaris PWI Sulsel Faisal Palapa. Kunjungan ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi formal, namun juga menjadi momen nostalgia bagi Didik Farkhan yang memiliki latar belakang sebagai jurnalis.
Dalam suasana penuh keakraban, Didik Farkhan memberikan apresiasi tinggi atas konsistensi Rakyat Sulsel yang tetap eksis di era digital, bahkan masih mempertahankan edisi cetaknya.
“Kemampuan Rakyatsulsel.co bersaing di era digital adalah capaian luar biasa. Apalagi Harian Rakyat Sulsel masih mempertahankan edisi koran, itu tandanya luar biasa,” ujar mantan jurnalis Grup Jawa Pos ini.
Dihadapan jajaran direksi, Didik Farkhan mengenang perjalanan karirnya yang dimulai dari dunia pers. Sebelum menjadi jaksa, pria kelahiran Bojonegoro ini adalah Pemimpin Redaksi Majalah Kampus Manifest di Universitas Brawijaya dan pernah setahun menjadi wartawan profesional di Harian Memorandum (Grup Jawa Pos) pada tahun 1994.
Ia menceritakan betapa kontrasnya tantangan jurnalisme tempo dulu dibandingkan era instan saat ini. Didik mengenang masa-masa saat dirinya harus berkeliling menggunakan sepeda motor untuk meliput peristiwa kriminal, mencetak foto secara manual, hingga mengejar jadwal bus di terminal untuk mengirimkan naskah berita ke redaksi.
“Dulu kalau liputan kriminal, harus cetak foto dulu satu per satu karena mahal, tidak bisa asal jepret seperti pakai handphone sekarang. Belum lagi penampilan saya dulu masih gondrong,” cerita Didik sembari menunjukkan foto-foto masa mudanya saat menjadi wartawan.
Bagi Kajati Sulsel, profesi wartawan bukan sekadar pekerjaan, melainkan panggilan jiwa (passion). Ia menekankan bahwa kebahagiaan terbesar seorang jurnalis adalah ketika melihat karya tulisnya terbit dan dibaca masyarakat.
“Kalau tidak ada panggilan jiwa, tidak akan bisa jadi wartawan. Ada kepuasan batin saat kita bangun pagi dan melihat berita kita dimuat. Semangat itulah yang harus terus dijaga oleh rekan-rekan media saat ini,” pungkasnya.
Kunjungan ini diakhiri dengan harapan agar sinergi antara Kejati Sulsel dan media massa, khususnya Rakyat Sulsel, terus terjalin erat dalam memberikan informasi yang edukatif dan akurat bagi masyarakat Sulawesi Selatan.